Recent

Contoh Naskah Drama


Naskah dialog drama oleh : HENRY ARIO HAFITZ
Tema
:
Pertengkaran
Pemeran drama
:
4 orang
Penokohan
:
Reyhan sebagai Rehan

Najma sebagai jama

Masyitah sebagai sita

Iyas sebagai yaseer


Yaseer adalah sahabat Najma semenjak kecil. Mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama-sama,  baik dikala suka ataupun duka.

Rehan merupakan teman Sita. Mereka berteman semenjak di SMP. Reyhan adalah sosok remaja yang angkuh dan sering menghina orang lain.

Jama merupakan sosok remaja yang ramah, care terhadap sahabat dan orang-orang disekitarnya. Jama merupakan sosok sahabat yang bisa memberikan energi possitif kepada teman-temannya dengan kedewasaan yang dia miliki.

Sita adalah tipikal cewek yang mudah dipengaruhi. Sita cendrung kebawa sikap temannya, jika temannya tersebut berkepribadian baik maka dia akan ikut menjadi baik, begitu juga sebaliknya.

Sore hati itu Yaseer sedang ngobrol dengan Najma disuatu tempat. Mereka membicarakan tentang banyak hal, pendidikan, masa depan, dan lain sebagainya.

Yaseer:
Najma, bentar lagi kita lulus SMA abis itu lanjutin studi diperguruan tinggi. Waktu berlalu serasa sangat cepat, aku takut nantinya semuanya tidak akan berjalan dengan mudah.

Najma:
Kamu kenapa jadi kepikiran negatif gitu sih Ser?! Yakin aja dengan semuanya, tetap semangat, banyak berdo'a, jalani semuanya dengan sebagaimana mestinya, kamu yakin semuanya akan bisa kamu lewati.

Yaseer:
Nggak tau kenapa Ma, aku merasa resah aja dengan masa depanku. Ngerasa takut kelak akan menemui masalah.

Najma:
Ser, perjalanan kita emang masih sangat panjang, dan selama proses tersebut kita memang akan dihadapkan dengan banyak tantangan, tapi jika kita bisa menjaga diri, terus memotivasi diri dan terus berusaha berada pada landasan yang benar, aku yakin kita akan meraih apa yang kita impikan.

Yaseer:
Kamu benar Ma, makasih. Kamu emang sahabat aku yang selalu bisa buatku ngerasa tentrem. Semoga saja semuanya bisa kita jalani dengan baik.

Najma:
Amin.. Jika kita berusaha dengan sekuat tenaga pasti akan ada hasilnya.

Tidak lama kemudian datanglah Rehan dan Sita. Luki dengan lagaknya yang memang kurang bisa bersikap baik dengan orang lain, sementara Sita kebawa sikap si Rehan.

Rehan dan Sita terlihat menghampiri Yaseer dan Jama, kemudian Rehan terlihat menanyakan sesuatu kepada Yaseer dan Jama.

Rehan:
Eh.. Ngapain kalian disini berduaan kaya sepasang kekasih lagi kelaparan?

Yaseer:
Maaf, maksud kamu apa? Kasar sekali ngomongnya?

Rehan:
Apanya yang kasar? Gue nanya sama kalian, pada ngapain kok berduaan ditempat ini kaya sepasang kekasih yang lagi kelaparan, jelas kan?

Sita:
Masih nggak jelas juga?

Yaseer:
Pertama aku mau ngasih tau kalian, jaga mulut kalian, dan yang kedua kami bukan sepasang kekasih.

Rehan:
Halah sok engga.. Kamu nantangin aku?

Jama:
Wah.. Kayaknya emang ngajak berantem lo deh han!

Rehan:
Lo ngajak berantem? Berani lo sama gue? Nggak takut gue bikin bonyok muka lo?

Jama coba menenangkan Yaseer yang terlihat sudah dipenuhi kemarahan.

Jama:
Udah, udah nggak usah dilayani Ser.

Merasa tidak bersalah dan dibentak-bentak oleh Rehan, Yaseer pun tidak bisa berdiam diri.

Yaseer:
Kurang ajar banget kamu..!!

Yaseer dan Rehan pun akhirnya bertengkar…
Jama menjadi kebingungan saat melihat sahabatnya tersebut berantem dengan Rehan, Jama mencoba mendamaikan mereka.

Jama:
Udah udah,, ngapain sih Ser dilayanin. Udah ayuk pergi!

Sita:
He.. Diam kamu, biarin aja mereka laki sama laki. Ngapai lo ikut campur?

Jama:
Kamu ini, sinting.. tau temennya kurang ajar gitu bukannya dinasihatin malah didukung.

Sita:
Terserah apa kata lo!

Jama:
Udah Ngga! Yuk kita pulang aja

Melihat Jama yang kian kebingungan akhirnya Angga pun menuruti kemauan Jama untuk pergi, dan membiarkan Si Rehan  yang sudah tersungkur karena beberapa kali ditonjok oleh Yaseer.

Yaseer:
He.. dengar kamu ya! Mestinya kamu bersikap baik sama orang, jangan suka cari masalah kalau nggak ingin bermasalah. Aku disini nggak mengganggu kamu, tapi kamunya malah cari masalah kayak tempat ini miliki kamu aja. Lain kali kita ketemu lagi dengan sikap kamu yang kayak tadi, ku pecahin muka kamu.

Yaseer dan Jama pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu. Rehan masih tersungkur dengan luka lebam dimukanya usai bertengkar dengan Yaseer.

Share on Google Plus

About Henry Ario Hafitz

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment